Kota Batu yang telah berkembang sangat pesat akhir-akhir ini banyak
berdampak pada masyarakatnya secara langsung maupun tidak langsung. Pemerintah
Kota Batu sudah berkomitmen untuk mempromosikan diri sebagai Kota Wisata internasional,
hal ini dibuktikan dengan banyaknya jargon dan event-event maupun festival
budaya dan umum yang semakin memantapkan geliat wisata di Kota Batu.
Belum lagi pembangunan infrastruktur dan fasilitas umum di Kota Batu yang
ditata sangat meriah dan menarik, kegiatan-kegiatan pemerintah melalui lomba
dan festival kampung wisata dan sebagainya. Sehingga muncul berbagai Festival
Budaya dan Kampung Wisata di beberapa Desa / Kelurahan.
KIM Planet Beji mencoba berkeliling di Kampung Wisata Ekologi, yang terletak
bersebelahan dengan Desa Beji. Sangat bagus, disini peran aktif masyarakat
sangat kentara yang terfasilitasi dengan baik oleh unsur pemerintahan. Semakin
hari semakin bagus penataannya yang secara tidak langsung banyak wisatawan
berdatangan baik wisatawan lokal maupun mancanegara.
Saat ini kami bersamaan dengan Sembilan wistawan dari Negara Amerika, kata
bu Aminah – warga sekitar, menuturkan turis ini datang sejak pagi hari hingga
sore seperti ini hanya untuk belajar menanam dan panen sayuran organik dan
sekalian dimasak untuk makan siang di rumah warga. “Aku sampe guyu kemekel mas,
disuguhi tari Remo kesusu olehe mangan melok joget remo koyok robot” kata dia
sambil melanjutkan aktifitas menyapu halaman rumahnya dari daun kering yang
berjatuhan.
Potensi yang ada dimanfaatkan secara gotong royong, dengan sedikit branding
melalui sosial media niscaya semakin ramai kampung wisata ekologi ini.
Kemungkinan besar ekonomi masyarakat juga terangkat dengan membuka stand baik
di teras rumah maupun di dalam rumah masing-masing yang menjual produk khas
kedaerahan. Alangkah indahnya, seandainya kita Desa Beji juga seperti itu.
Sejenak kita renungkan, Beji punya produk khas Tempe yang kualitasnya tidak
kalah dari Sanan. Namun Kampung Sanan sudah mendunia dengan Tempenya. Apakah
Beji terlambat untuk punya Kampung Tempe? Salahkah jika Beji “meniru” atau “latah”
dengan mendirikan kampung tempe? Kami rasa tidak ada salahnya dicoba. Jawaban
semua pertanyaan tersebut kembali kepada masyarakatnya.
Sumber daya sudah tersedia, sangat berlimpah malahan. Selain sebagian besar
mata pencaharian warga Desa Beji sebagai produsen tempe an produk turunannya,
kita punya tradisi jabutan, langen beksan dan sebagainya. Kita punya group
budaya mulai Jama’ah Terbang Jidor, Bantengan, jaran Kepang, Pencak Silat dan
sebagainya tinggal mengolah bagaimana konsep pariwisata kita ini. Lebih lebih
kita punya BUMDES yang sudah dilegalkan melalui akta notaris. Ini semua potensi
yang sangat besar, tinggal ada action dan konsistensi masyarakat niscaya semua
akan terlaksana.
Harapan kami dengan sedikit uraian ini terbukalah arah berfikir kita, dan
mari kita bersama memajukan Desa Beji yang kita cintai ini. Kita sudah masuk
era pariwisata dan digital kenapa tidak kita ikuti alurnya.
B-KIMPLANET
Komentar
Posting Komentar