PARIWISATA KERAKYATAN, (KAPAN) KITA BISA…!!!



Kota Batu yang telah berkembang sangat pesat akhir-akhir ini banyak berdampak pada masyarakatnya secara langsung maupun tidak langsung. Pemerintah Kota Batu sudah berkomitmen untuk mempromosikan diri sebagai Kota Wisata internasional, hal ini dibuktikan dengan banyaknya jargon dan event-event maupun festival budaya dan umum yang semakin memantapkan geliat wisata di Kota Batu.
Belum lagi pembangunan infrastruktur dan fasilitas umum di Kota Batu yang ditata sangat meriah dan menarik, kegiatan-kegiatan pemerintah melalui lomba dan festival kampung wisata dan sebagainya. Sehingga muncul berbagai Festival Budaya dan Kampung Wisata di beberapa Desa / Kelurahan.
KIM Planet Beji mencoba berkeliling di Kampung Wisata Ekologi, yang terletak bersebelahan dengan Desa Beji. Sangat bagus, disini peran aktif masyarakat sangat kentara yang terfasilitasi dengan baik oleh unsur pemerintahan. Semakin hari semakin bagus penataannya yang secara tidak langsung banyak wisatawan berdatangan baik wisatawan lokal maupun mancanegara.
Saat ini kami bersamaan dengan Sembilan wistawan dari Negara Amerika, kata bu Aminah – warga sekitar, menuturkan turis ini datang sejak pagi hari hingga sore seperti ini hanya untuk belajar menanam dan panen sayuran organik dan sekalian dimasak untuk makan siang di rumah warga. “Aku sampe guyu kemekel mas, disuguhi tari Remo kesusu olehe mangan melok joget remo koyok robot” kata dia sambil melanjutkan aktifitas menyapu halaman rumahnya dari daun kering yang berjatuhan.
Potensi yang ada dimanfaatkan secara gotong royong, dengan sedikit branding melalui sosial media niscaya semakin ramai kampung wisata ekologi ini. Kemungkinan besar ekonomi masyarakat juga terangkat dengan membuka stand baik di teras rumah maupun di dalam rumah masing-masing yang menjual produk khas kedaerahan. Alangkah indahnya, seandainya kita Desa Beji juga seperti itu. 

Sejenak kita renungkan, Beji punya produk khas Tempe yang kualitasnya tidak kalah dari Sanan. Namun Kampung Sanan sudah mendunia dengan Tempenya. Apakah Beji terlambat untuk punya Kampung Tempe? Salahkah jika Beji “meniru” atau “latah” dengan mendirikan kampung tempe? Kami rasa tidak ada salahnya dicoba. Jawaban semua pertanyaan tersebut kembali kepada masyarakatnya.
Sumber daya sudah tersedia, sangat berlimpah malahan. Selain sebagian besar mata pencaharian warga Desa Beji sebagai produsen tempe an produk turunannya, kita punya tradisi jabutan, langen beksan dan sebagainya. Kita punya group budaya mulai Jama’ah Terbang Jidor, Bantengan, jaran Kepang, Pencak Silat dan sebagainya tinggal mengolah bagaimana konsep pariwisata kita ini. Lebih lebih kita punya BUMDES yang sudah dilegalkan melalui akta notaris. Ini semua potensi yang sangat besar, tinggal ada action dan konsistensi masyarakat niscaya semua akan terlaksana.
Harapan kami dengan sedikit uraian ini terbukalah arah berfikir kita, dan mari kita bersama memajukan Desa Beji yang kita cintai ini. Kita sudah masuk era pariwisata dan digital kenapa tidak kita ikuti alurnya.
B-KIMPLANET

Komentar